Tuesday, June 23, 2015

Teknik dan Cara Budidaya Jamur Tiram

Jamur tiram atau dalam nama latin di sebut dengan  Pleurotus ostreatus, termasuk ke dalam kelompok Basidiomycota. Disebut dengan jamur tiram karena bentuk tajuknya berwarna putih berbentuk setengah lingkaran dan menyerupai dengan kulit tiram. Di alam bebas jamur tiram putih biasanya ditemukan pada batang-batang kayu yang sudah lapuk. Mungkin karena itu jamur tiram sering disebut dengan jamur kayu.

Budidaya jamur tiram sangat cocok untuk daerah yang berilkim tropis seperti Indonesia. Investasi yang di butuhkan untuk memulai usaha budidaya jamur tiram cukup murah dan bisa dilakukan bertahap. Usaha budidaya jamur tiram sering kali mengalami kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan.

Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur ini memiliki miselium. Tubuh buah jamur inilah yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dipersiapkan hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman.

Ada dua kegiatan utama dalam budidaya jamur tiram, tahap pertama adalah membuat media tanam dan menginokulasikan bibit jamur ke dalam media tanam tersebut. Sehingga media ditumbuhi miselium berwarna putih seperti kapas. Tahap kedua adalah menumbuhkan miselium tersebut menjadi badan buah. Untuk pendatang baru biasanya memulai kegiatan budidaya dengan menumbuhkan baglog menjadi daging buah. Sementara pengadaan baglog yang siap tumbuh didapat dengan membeli dari pihak lain. kemudian setelah usaha budidaya berkembang dan volumenya banyak, baru mencoba baglog sendiri.

Langkah yang harus dipersiapkan untuk memulai budidaya jamur tiram :

Persiapan Penanaman Jamur Tiram

Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus sudah tersedia. Diantaranya rumah kumbung, baglog, rak baglog, bibit jamur dan peralatan budidaya. Usahakan budidaya jamur tiram menggunakan bibit yang bersertifikat yang dapat dibeli di petani atau dari dinas pertanian setempat. 

Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur, biasanya berupa bangunan yang diisi rak-rak untuk meletakkan baglog. Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter. setiap ruas rak sebesar ini bisa memuat 70-80 baglog.




Untuk budidaya jamur tiram di dataran rendah, optimalisasi hasi panen dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap bahan, media dan takarannya. Yakni dengan menambah atau mengurangi setiap takarannya tiap-tiap bahan dari standar umumnya. Sebagai media tumbuh jamurtiram, serbuk gergaji berfungsi sebagai penyedia nutrisi bagi jamur. Kayu yang digunakan sebaiknya kayu keras karena serbuk gergaji kayu tersebut banyak mengandung selulosa yang dibutuhkan oleh jamur. Jenis-jenis kayu keras yang bisa digunakan untuk media tumbuh jamur tiram diantaranya sengon, kayu kampung, dan kayu mahoni. Sebelum digunakan sebagai media penanaman sebaiknya serbuk kayu tersebut di kompos terlebih dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah di cerna oleh jamur. Proses pengkomposan serbuk kayu dilakuakan dengan cara menutupnya menggunakan plastik atau terpal selama 1-2 hari. Pengomposan terjadi dengan baik jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50 derajad celcius.

Alternatif lain bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti serbuk kayu yaitu berbagai macam ampas, misal ampas kopi, ampas kertas, ampas tebu, dan ampas teh. Namun dari pengalaman petanidi dataran rendan media yang baik untuk media tumbuh jamur tiram adalah serbuk kayu. Mediaberupa dedak/bekatuk dan tepung jagung berfungsi sebagai subtrat dan penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur. berdasarka panelitian penggunaan dedak dan tepung jagung menberikan kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi kedua bahan tersebut mirip. namun penggunaan dedakdianggap lebih efisien karena bisa memangkas biaya dan cenderung mudah dicari karena dimanfaatkan untuk pakan ternak. kapur (CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur pH. Kandungan Ca dalam kapur dapat menetralisir asam yang dikeluarkan meselium jamur yang juga bisa menyebabkan pH menjadi rendah.

Wadah yang digunakan untuk meletakkan campuran media adalah kantong plastik bening tahan panas (PE 0,002) berukuran 20 cm x 30 cm. Adapun komposisi media semai adalahserbuk gergaji 100 kg, tepung jegung 10 kg, dedak halus atau bekatul 10 kg, kompos 0,5 kg, kapur (CaCo3) 0,5 kg, dan air 50-60%. Ada dua hal yang perlu diperhatikan sebelum penanaman bibit jamur, yaitu sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog. Sterilisasi bahan dilakukan dengan mengoven semua bahan selama 6-8 jam pada suhu 100 derajat celcius. Sedang sterilisasi baglog dilakukan dengan cara memasukan baglog ke dalam autoclave atau pemanas dengan suhu 121 derajd celcius selama 15 menit.

Penanaman dan Pemeliharaan Jamur Tiram

Salah satu penentu keberhasilan budidaya jamur tiram adalah kebersihan dalam melakukan proses budidaya, baik kebersihan tempat, alat maupun pekerjaannya. hal ini karena kebersihan merupakan hal yang mutlak untuk dipenuhi. Dalam budidaya jamur tiram hal yang harus diperhatikan adalah menjaga suhu dan kelembaban ruang agar tetap pada standar yang dibutuhkan. Jika cuaca panas maka akan berpengaruh pada suhu dan kelembaban sehingga air akan cepat menguap. Bila demikian sebaiknya frekuensi penyiraman lebih ditingkatkan.

Cara pemeliharaan jamur tiram adalah sebagai berikut :
  • Sebelum baglog disusun, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog, kemudian diamkan kurang lebih 5 hari. bila lantai terbuat dari tanah lakukan penyiraman untuk menambah kelembaban.
  • Setelah itu, potong ujung baglog untukmemberikan ruang pertumbuhan lebih lebar. Biarkan selama 3 hari jangan dulu disiram, penyiraman cukup pada lantai saja.
  • Lakukan penyiraman dengan sprayer, penyiraman sebaiknya membentuk kabut bukan tetesan air. Semakin sempurna pengabutan semakin baik. Jaga suhu suhu pada kisaran 16-24 derajad celcius.
Pengendalian hama Penyakit pada Jamur Tiram

Selain pemeliharaan baglog, dalam budidaya jamur tiram juga perlu dilakukan perawatan untuk mencegah atau mengendlikan hama dan penyakit yang mungkin bisa menyerang jamur tiram.  Hama dan penyakit tersebut tentu dipengaruhi oleh keadaan lingkungan maupun jamur itu sendiri. Hama penyakit jamur tiram antara lain :
1. Ulat
ulat bisa muncul karena rumah kumbung ataupun sekitar kumbung tidak bersih. untuk mencegah dan mengatasi serangan hama ulat, lakukan pembersihan rumah kumbung dan sekitar kumbung dengan melakukan penyemprotan formalin.
2. Semut, Laba-laba dan Kleket (sejenis moluska)
secara mekanis semut dan laba-laba dapat dilakukan dengan membongkar sarangnya dan menyiram dengan minyak tanah. Dan cara kemis hama ini bisa diatasi dengan penyemprotan insektisida. Cara ini merupakan cara terakhir dan usahakan untuk menghindari penggunaan insektisida jika serangan tidak paran.
3. Tumbuhnya Cendawan atau Jamur lain.
jamur lain yang keram mengganggu jamur tiram adalah Mucor sp, Rhizopus sp, Penicillium sp, dan Aspergillus sp pada substrat atau baglog. Seranga tersebut bersifat patogen yang ditandai dengan timbulnya miselium berwarna hitam, kuning, hijau dan timbulnya lendir pada substrat. untuk mengatasi penyakit ini, lingkungan dan peralatan ketika pembuatan media penanaman perlu dijaga kebersihannya. Kelembaban di dalam kumbung juga harus dijaga agar tidak berlebihan. Jika baglog sudah terserang maka harus segera dilakukan pemusnahan dengan cara dikeluarkan dari kumbung kemudian dibakar. 

Panen Budidaya Jamur Tiram

Jamur tiram termasuk jenis tanama budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat. Panen jamur tiram dapat dilakukan dalam jangka waktu 40 hari setelah pembibitan atau setelah tubuh buah mberkembang maksimal, yaitu sekitar 2-3 minggu setelah tubuh buah terbentuk. Perkembangan tubuh buah yang maksimal ditandai pula dengan munculnya bagian tepi jamur. Kriteria jamur yang layak dipanen adalah jamur yang berukuran cukup besar dan bertepi runcing tapi belum mekar penuh atau belum pecah. Jamur dengan kondisi demikian tidak mudah rusak jika dipanen. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ketika produk dipasarkan, misalnya keseragaman dan ukuran jamur tiram.

Demikian postingan tentang budidaya jamur tiram yang dapat saya bagi, semoga bermanfaat....!!!
 





No comments:

Post a Comment