Saturday, June 27, 2015

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah penyakit penyempitan pembuluh darah arteri koronaria yanh memberi pasokan nutrisi dan oksigen ke otot-otot jantung, terutama ventrikel kiri yang memompa darah ke seluruh tubuh. Penyempitan dan penyumbatan menyebabkan aliran darah ke otot jantung sehingga dalam kondisi yang lebih parah jantung tidak dapat lagi memompa darah ke seluruh tubuh. Sehingga sistem kontrol irama jantung akan terganggu dan selanjutnya bisa menyebabkan kematian.

Pada prinsipnya penyakit kardiovaskulerdisebabkan oleh 2 faktor, yaitu :

1. Arteroklerosis
Arteroklerosis atau pengerasan dinding pembuluh darah adalah penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah nadi jantung oleh plak (ateroma). sebernarnya pembentukan arteroma merupakan proses normal yang terjadi pada setiap manusia. Tetapi dengan bertambahnya usia, respon terhadap stress, baik mekanis, kimiawi, CO, racun rokok, maupun kolesterol teroksidasi menyebabkan luka goresan pada arteroma tersebut. Luka goresan tersebut menjadi tempat menumpuknya lemak, kalsium dan jaringan ikat. Pada mulanya hanya terbentuk endapan lunak, akan tetapi proses selama bertahun-tahun menjadikannya keras dan mengakibatkan dinding pembuluh darah tidak elastis dan semakin lama akan mengakibatkan gangguan darah tinggi.

2. Trombosis
Endapan lemak dan pergeseran pembuluh darah menyebabkan aliran darah terganggu dan makin lama berakibat robeknya dinding pembuluh darah. Berkumpulnya gumpalan darah di bagian robek tersebut yang akhirnya bersatu dengan keping-keping darah menjadi trombus. Trombosis ini menyebabkan sumbatan di dalam pembuluh darah. Bila trombosisis terjadi dalam pembuluh darah jantung dapat mengakibatkan serangan jantung mendadak dan bila sumbatan terjadi pada pembuluh darah otak menyebabkan stroke.

Faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit jantung koroner dikelompokan menjadi 3, yakni faktor resiko yang tidak dapat diubah, faktor resiko yang dapat diubah, dan faktor resiko psikososial.

A. Faktor resiko yang tak dapat diubah
1.  Gender
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa jenis kelamin laki-laki lebihbesar terkena PJK dibandingkan dengan wanita. Akan tettapi pada wanita yang sudah menopouse risiko PJK meningkat. Hal itu disebabkan dengan penurunan hormon estrogen yang berperan penting dalam melindungi pembuluh darah dari kerusakan yang memicu tarjadinya aterosklerosis.
2. Usia
Dari hasil penelitian juga terbukti bahwa makin bertambahnya usia, risiko terkena PJK makin tinggi dan pada umumnya dimulai pada usia 40 tahun ke atas.
3. Keturunan (Genetik)
Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga pada usia dibawah 55 tahun merupakan salah satu faktor resiko yang perlu dipertimbangkan. Selain itu, gaya hidup dan kebiasaan di dalam keluarga juga berperan, seperti pola makan sejak kecil atau merokok sejak usia muda.

B. Faktor risiko yang dapat diubah
1. Diet
Diet atau pola makan memegang peranan penting dalam pencegahan dan pengobatan dalam penyakit kardiovaskular. Pada penderita penyakit kardiovaskular sering mempunyai tubuh gemuk (obese) dan kadar lemak darah yang tinggi. Untuk mengurangi berat badannya, kandungan energi dalam makanan penderita obese harus diatasi.
2. Dislipidemia
Kenaikan kadar kolesterol berbanding lurus dengan peningkatan terjadinya serangan PJK. Peningkatan LDL dan penurunan HDL merupakan faktor risiko yang penting dalam PJK. Setiap penurunan 4 mg% HDL akan meningkatkan risiko PJK sekitar 10%.
3. Obesitas (Kegemukan)
Seorang disebut obesitas bila berat badannya melebihi 20% dari berat badan normal dan mengalami penimbunan lemak yng berlebihan. Suatu stidi melaporkan bahwa sekitar 30% kematian akibat PJK terjadi pada mereka yang menderita obesitas dan umumnya proses aterosklerosis dimulai pada penderita obesitas pada usia 50 tahun. Kejadian PJK berhubungan dengan tinggi lemak seseorang.
4. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Hipertensi dijumpai pada seseorang bila tekanan diastolik sama dengan atau diatas 90 mmHg dan tekanan sistolik sama dengan atau diatas 140 mmHg. Hipertensi merupakan faktor risiko yang berperan penting terhadap PJK dan proses aterosklerosis akan dialami sekitar 30% penderita hipertensi.
5. Kurangnya Aktivitas Fisik
Melakukan aktivitas fisik secara teratur memang sangat bermanfaat dalam memelihara kesehatan jantung, tetapi bagaimana mekanisme langsung penurunan insiden PJK dan anterosklerosis melalui latihan fisik belum diketahui pasti. Namun manfaat dari latihan fisik teratur antara lain adalah pengendalian kadar kolesterol dan peningkatan keluaran energi. Seseorang yang biasa melakukan aktivitas fisik secara teratur, diameter pembulu darah jantung tetap terjaga, sehingga kesempatan terjadinya pengendapan kolesterol pembuluh darah dapat dihindari.
6. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan prognosis PJK. Angka kematian PJK meningkat 40-70% pada penderita diabetes. Penderita diabetes wanita memiliki risiko terkena PJK 3-7 kali dibanding dengan wanita yang tidak terkena diabetes.
7. Merokok
Zat-zat racun dalam rokok yang masuk peredaran darah akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Racun nikotin dari rokok akan menyebabkan darah menjadi kental sehingga mendorong percepatan pembekuan darah karena agregasi platelet dan fibrinogen meningkat. Sehingga sewaktu-waktu menyebabkan terjadinya trobosis pada pembuluh koroner yang sudah menyempit.

C. Faktor Psikososial
Stress dan kecemasan mempengaruhii fungsi biologis tubuh. pada saat stress peningakatan respon saraf simpatik memicu peningkatan tekanan darah dan kadang disertai dengan kadar kolesterol darah. Sehingga, orang yang mudah stress akan beresiko terkena PJK dibandingkan dengan seseorang yang tidak mudah mengalami stress.
 

No comments:

Post a Comment